Selasa, 28 Agustus 2012

Asa Valencia Di Bawah Bayang-Bayang Real Madrid-Barcelona

Eksodus para bintang dalam beberapa musim terakhir ternyata sama sekali tidak melemahkan Valencia untuk terus membuntuti Real Madrid dan Barcelona.

Bicara La Liga Spanyol memang tak bisa dipisahkan dari duo klub adidaya, Barcelona dan Real Madrid. Hegemoni mereka seolah berbicara jika sepakbola negeri Matador hanya milik duo Clasico ini. 

Mata dunia pun tak pernah menyangkal jika kedua raksasa ini begitu besar pengaruhnya di kompetisi domestik, bahkan dunia. Buktilah yang berbicara, nyatanya Los Blancos dan Los Blaugrana telah merajai catatan rekor tabel La Liga sepanjang masa.

Seakan terbuai, banyak kalangan yang justru seketika melupakan pesaing terdekat Barca-Madrid. Mereka lupa, jika ada satu tim yang secara konsisten mampu mengintai duo klub pemasok pilar timnas Spanyol paling banyak tersebut, siapa lagi kalau bukan Valencia. Setidaknya, dalam tiga musim terakhir, Los Che kerap merepotkan pesta si duo Clasico, dan menjadi sang kuda hitam yang stabil membayang-bayangi mereka di tangga ketiga klasemen La Liga.

Bila merujuk pada catatan tiga edisi season ke belakang, betapa Valencia harus menelan pil pahit lantaran para superstar-nya satu per satu memutuskan angkat koper untuk memperkuat tim yang lebih mapan. 2010/11 menjadi petaka awal saat duo aset fundamental klub, David Villa dan David Silva memilih untuk berlabuh ke Barcelona dan Manchester City. Langkah ini pun disusul Juan Mata semusim berselang yang hijrah ke London untuk memperkuat Chelsea. Teranyar, di musim panas ini kembali stok bintang mereka dibajak, yakni Jordi Alba, yang akhirnya diakuisisi si Catalan.

Kendati kondisi berbicara demikian, faktanya si Kelelawar tetap mampu menjadi satu-satunya tim yang selalu mengancam posisi Barca-Madrid. Kehilangan talenta berbakat, Valencia tidak kehabisan bensin. Tak ada istilah suksesor sepadan, toh spirit dan konsistensi yang menegaskan jika mereka masih sanggup bersaing di zona papan atas. Di sisi lain, mungkin inilah saatnya Valencia tersenyum manis di akhir musim, dengan dimulainya rezim anyar di bawah komando pelatih Mauricio Pellegrino, meneruskan tongkat estapet pelatih Unai Emery dengan segelintir keraguan yang masih menyelimuti, asa baru di benak publik Mestalla sedikitnya mulai mengawang tinggi.  

AKTIVITAS TRANSFER SEJAUH INI 
Valencia sepertinya tidak belajar dari episode-episode sebelumnya ketika para bintang mereka dibajak klub ambisius.

Musim ini saja, satu nama yang digadang-gadang bakal memiliki prospek super cerah kembali harus jatuh ke pangkuan klub lain. Jordi Alba, mantan fullback andalan Los Che sekaligus bek kiri utama timnas Spanyol, memilih berlabuh ke Barca.

Para fans Valencia sempat sedikit terhibur saat klub berhasil merekrut duo Madrid, Sergio Canales, yang di musim lalu bermain sebagai pemain pinjaman dan akhirnya dipermanenkan, Fernando Gago, serta Andres Guardado dari Deportivo la Coruna sebelum Jumat (24/8) kemarin akhirnya fullback kidal Aly Cissokho didaratkan dari Olympique Lyon. Transfer Cissokho ini adalah proyeksi yang paling diinginkan publik Mestalla.

Entah apapun penilaiannya, skuat Pellegrino nyatanya memang digandrungi klub-klub Eropa. Saat ini nama Pablo Hernandez saja menjadi pemain terakhir Valencia yang gencar dirumorkan di Inggris. Isunya dia bakal mengikuti jejak pendahulunya, Silva dan Mata, merambah Liga Primer Inggris dengan Swansea City destinasi potensialnya.
BURSA TRANSFER VALENCIA
Transfer Masuk:

  • Aly Cissokho (Olympique Lyon)
  • Nelson Valdez (Rubin Kazan)
  • Sergio Canales (Real Madrid)
  • Fernando Gago (Real Madrid)
  • Joao Pereira (Sporting Lisbon)
  • Jonathan Viera (UD Las Palmas)
  • Andres Guardado (Deportivo de la Coruna)
  • Paco Alcacer (FC Valencia Mestalla)

Transfer Keluar: 

  • Alejandro Dominguez (Rayo Vallecano)
  • Jodrdi Alba (Barcelona)
  • Mehmet Topa (Fenerbahce)
  • Aritz Aduriz (Athletic Bilbao)
  • Miguel Angel Moya (Getafe CF)
  • Hedwiges Maduro (Sevilla)
  • Bruno (Brighton & Hove Albion)
  • Michel (Levante)
  • Dealbert (Kuban Krasnodar)
KEMUNGKINAN FORMASI
Pelatih Pellegrino tampaknya tidak banyak mengubah skema yang telah ada. Sang juru taktik mewarisi pakem 4-2-3-1 yang diturunkan coach sebelumnya, Emery, dengan bertumpu pada kekuatan serangan dari sayap dan mengandalkan distribusi bola untuk membuka ruang dari striker lubang.

Aly Cissokho dipastikan bakal mengisi satu tempat utama di pos fullback kiri. Lalu kehadiran Fernando Gago diproyeksi untuk menebalkan kekuatan lini tengah lantaran posisi tersebut tengah ditinggal pilar andalan, Ever Banega, yang kebugarannya masih serba kabur.

Sergio Canalaes, yang baru saja dipermanenkan, tengah mengalami cedera yang cukup mengkhawatirkan, oleh karena itu, posisinya dipastikan bakal digantikan oleh Jonas. Sementara Jonas perannya akan ditopang oleh kedua sayap eksplosif, Pablo Piatti dan Andres Guardado. Lini ini bisa dirotasi untuk bergantian tampil dengan pemain-pemain seperti Pablo Hernandez, Tino Costa atau Sofiane Feghouli.

Di lini serang Valencia tetap memberikan tumpuan tanggung jawab pada Roberto Soldado. Striker haus gol milik Los Che ini masih menjadi andalan. Kontribusinya konkret, menjadi topskor klub dua musim berturut-turut.

PENJAGA GAWANG

Diego Alves


BEK KANAN
BEK TENGAH BEK TENGAH BEK KIRI

Joao Pereira

Ricardo Costa

Adil Rami

Aly Cissokho


GELANDANG BERTAHAN
GELANDANG BERTAHAN

Fernando Gago

Tino Costa

SAYAP KANAN
GELANDANG MENYERANG SAYAP KIRI

Pablo Piatti

Jonas

Andres Guardado


STRIKER

Roberto Soldado
BERPOTENSI JADI BINTANG  
  Francisco Alcacer Garcia atau lebih dikenal Paco Alcacer merupakan produk asli binaan akademi Valencia. Di kalangan para wonderkid, namanya tidak terlalu mentereng. Namun, Spanyol sudah mengakui remaja berusia 18 tahun ini sebagai bibit muda paling potensial.

Paco memulai debutnya di first team ketika Valencia menghajar UD Logrones 7-1 -- secara agregat -- dalam tajuk Copa del Rey. Sementara debut di La Liga ditandainya dengan penampilan perdana menghadapi Real Sociedad awal tahun ini.

Tidak banyak gebrakan besar diperlihatkan Paco, sampai akhirnya sang youngster benar-benar unjuk gigi di turnamen Euro 2012 U-19. Berduet dengan talenta Madrid, Jese Rodriguez, dia berhasil mengantarkan skuat muda Spanyol menjadi raja Eropa.

Catatan caps 16 dengan koleksi tujuh gol mungkin akan menjadi nilai tawar awal Paco untuk meniti karier menjadi pesepakbola kelas wahid.

BERPOTENSI JADI BINTANG  

Paco Alcacer | Valencia, Penyerang, 18

STATISTIK 2011/12
Penampilan 3
Gol 0
Assist 0
FAKTA PEMAIN
Kontrak hingga 2016
Market value €2,5 juta
POTENSI HAMBATAN JUARA
Sulit dimungkiri, superioritas Barca dan Madrid masih bakal menjadi aral terbesar Valencia dalam meraih hasil prestisius di ranah sepakbola Spanyol. Kedua raksasa negeri Matador ini memiliki skuat yang amat mendalam, serta ditopang kekuatan manajemen dari segala aspek yang cukup mumpuni, sehingga membentuk mereka menjadi tim yang ditakuti dunia. Namun hal ini sejatinya bukanlah problem yang prinsipil.

Masuknya pelatih anyar Pellegrino boleh jadi adalah perjudian tersendiri bagi Los Che. Berbekal "hanya" menjadi asisten pelatih Rafael Benitez semasa menjabat di Liverpool dan FC Internazionale, Pellegrino pun ditunjuk menjadi pelatih Valencia menggantikan Emery di akhir musim lalu. Ini merupakan debut pria Argentina ini sebagai pelatih kepala tim.


Pengalaman Pellegrino di Spanyol tidak diragukan, di mana Valencia sendiri pernah dibelanya ketika aktif sebagai pemain. Akan tetapi pengalamannya di dunia manajemen tim masih seumur jagung.


Gaya skema bermain sang pelatih sendiri belum terlihat menyatu dengan para pemain. Untuk mencapai itu, tentu dibutuhkan waktu untuk beraklimatisasi. Buktinya, dari enam laga ujicoba selama pramusim, Valencia meraih hasil tak bagus-bagu amat: dua kali menang, tiga kali seri dan sisanya kalah. Namun teraktual, Valencia menahan imbang Madrid 1-1 di laga pembuka La Liga.



PREDIKSI PERINGKAT DI AKHIR MUSIM
Seperti yang sudah dipaparkan jelas di atas, diperlukan perjuangan super ekstra bila Valencia menyasar posisi Barca dan Madrid di klasemen La Liga. Rasanya, tembok kedigdayaan duo Clasico masih sukar untuk dirobohkan.

Tempat ketiga agaknya masih menjadi hal yang paling realistis bagi skuat Pellegrino. Namun dalam sepakbola, apapun bisa seketika membuat penikmatnya geleng-geleng kepala lantaran kejutan-kejutan tertentu yang dihadirkan.


Valencia sudah memulai start yang bagus dengan menahan sang jawara bertahan Los Blancos 1-1. Tinggal mempertahankan stabilitas performa serta mencapai hasil konsisten dari laga demi laga, niscaya kans untuk setahap lebih maju akan selalu terbuka.


Namun, kembali lagi ke pandangan awal, renovasi yang dilakukan Valencia belum terlihat komprehensif. Di saat mereka ditinggalkan para bintang, pelatih yang sudah bertahun-tahun menukangi klub, Emery, juga malah memilih angkat kaki.


Oleh karena itu, tempat ketiga diperkirakan tidak akan jauh dari pencapaian maksimal mereka di edisi 2012/13 ini. (goal.com)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar